Ramadhan segera habis. menjelang 10 hari terakhir Ramdhan. Di beberapa masjid para pengisi ceramah sudah mulai banyak yang membahas Malam Lailatul Qadar. Apa seh malam lailatul qadar itu? Malam lailatul qadar adalah malam dimana seseorang yang bisa menemuinya akan mendapatkan kebaikan atau pahala sebesar 1.000 bulan (86 tahun). seperti dalam surat Al Qadar ayat 1-5.
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
- Sesungguhnya Kami telah mengirimkan yang demikian di Malam Kemuliaan.
- Dan tahukah kamu apa Malam Kemuliaan itu?
- Malam Kemuliaan itu lebih baik dibanding seribu bulan;
- ketika para malaikat beserta Sang Ruh turun melalui izin Tuhan mereka untuk tugas masing-masing,
- kesejahteraan didalamnya sampai terbit fajar.
Mayoritas ulama berpendapat, Lailatul Qadar terdapat pada sepuluh malam
terakhir dari bulan Ramadhan, berdasarkan hadits ‘Asiyah Radhiyallahu
‘Anha, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari)
“Demi Allah, sunguh aku mengetahuinya dan kebanyakan pengetahuanku
bahwa dia adalah malam yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
perintahkan kami untuk bangun (shalat) padanya, yaitu malam ke 27.” (HR. Muslim, no. 762)
“Lailatul Qadar adalah malam ke dua puluh tujuh.” (HR. Abu Dawud)
A. Persiapan menjemput Malam Lailatul Qadar
Nah kita tentu perlu menyiapkan diri untuk menjemput malam lailatul qadar yang mulia ini. Apa saja sih persiapan yang harus kita lakukan:
1. Perbanyak shalat, shalat wajib berjama'ah dan di awal waktu. Shalat Dhuha, Sholat Tahajud, Shalat Fajr.
2. Perbanyak membaca atau tilawah qur'an
3. Perbanyak sedekah
4. Perbanyak dzikir dan doa
5 berdoa memohon lailatul qadar
Dianjurkan untuk membanyak doa pada malam yang agung ini, Lailatul
Qadar. Doa apa saja yang mengandung kebaikan dunia dan akhirat,
dianjurkan untuk dimunajatkan kepada Allah di malam itu, karena ia
termasuk waktu mustajab. Dan di antara doa khusus yang disyariatkan
untuk dibaca di dalamnya adalah apa yang diriwayatkan dari ‘Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu
jika aku mendapatkan Lailatul Qadar, apa yang harus aku baca?” Beliau
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku.” (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya)
Dianjurkan juga untuk menjauhi
istri untuk memaksimalkan ibadah di malam itu, serta membangunkan
keluarganya untuk ikut menghidupkan malam kemuliaan tersebut. Dikabarkan
oleh Aisyah Radhiyallahu ‘Anha,
“Adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, apabila sudah masuk
sepuluh –maksudnya sepuluh hari terakhir Ramadhan- beliau mengencangkan
ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (Muttafaq ‘alaih)
B. Tanda-tanda turunnya Lailatul Qadar
ada beberapa tanda malam turunya malam Lailatul Qadar.
[1] Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“
Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak
begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar
lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi. Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh /terpercaya)
[2] Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan
ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yang tidak
didapatkan pada hari-hari yang lain.
[3] Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
[4] Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”
Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim) (Lihat
Shohih Fiqh Sunnah II/149-150
C. Ciri-ciri Orang mendapat malam Lailatul Qadar
Syaikh Khalid Al-Mushlih
hafizhahullah menyatakan bahwa
tidak ada tanda khusus jika seseorang telah mendapatkan Lailatul Qadar.
Terang beliau, kalau kita memperbanyak beribadah terus menerus di
sepuluh hari terakhir Ramadhan, tentu akan mendapatkan malam penuh
kemuliaan tersebut.
Yang patut pula dipahami bahwa cara menghidupkan malam tersebut bisa
dengan mengerjakan shalat Isya, shalat tarawih (shalat malam) dan shalat
shubuh. Mengerjakan ketiga shalat ini dapat dicatat telah mengerjakan
shalat semalam suntuk.
Dari ‘Utsman bin ‘Affan
radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ
وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ
لَيْلَةٍ
“
Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya
pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan
Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221).
Dari Abu Dzar
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ
“
Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam
selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” (HR. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini
shahih sesuai syarat Muslim)
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Perlu sekali untuk dikaji lebih jauh tentang:
Demikian bahasan tentang malam lailatul qadar ini. semoga kita bisa mendapatkan.