Friday, August 26, 2016

Who is MUKIDI?


Ini jawaban yg saya dapat dari pertanyaan what is mukidi/ who is mukidi?

Bila Anda tergabung dalamwhatsapp group pasti tengah heran dengan humor Mukidi yang terus menerus datang. Sejak dua hari ini, nama Mukidi memang viral menyebar lewat WA group. Isinya humor dan candaan soal Mukidi.

Banyak yang bertanya-tanya, siapa sih Mukidi? Kenapa sih dia jadi bahan candaan?

Tak ada yang tahu pasti kenapa nama Mukidi yang terpilih. Tapi konon katanya, nama Mukidi ini memang sudah lama menjadi bahan candaan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Arti Mukidi bergantung kepada siapa yang menafsirkan, bisa berarti positif bisa juga negatif.

Pastinya nama Mukidi ini berkesan ndeso, kampungan, atau bahasa kekiniannya bully able. Tak heran bila joke-joke bermunculan soal Mukidi ini. Bila di Jawa Barat, sosok Mukidi ini mungkin bisa disandingkan dengan Kabayan.

Mukidi terus merajai isu di WA. Orang-orang terus menyebarkan virus Mukidi. Ada juga yang menyebar foto orang bernama Mukidi. Sekali lagi Mukidi ini sebatas canda. Orang-orang pun sepertinya walau tak mengerti bagaimana Mukidi bisa ramai, akhirnya menikmati joke soal Mukidi.

Kunci soal Mukidi ini jangan terlalu serius menyikapinya. Nikmati saja keriuhan masyarakat di era digital. Kelucuan Mukidi ini apabila dalam batas wajar tentu tak mengapa. Mungkin ini lebih baik daripada menyebar isu SARA atau fitnah. Enjoy Mukidi! Atau Anda punya cerita lain soal asal usul joke Mukidi?

Berikut beberapa joke soal Mukidi yang tersebar:

Jaya adalah tetangga Mukidi, tapi mereka tak pernah rukun. Mukidi merasa Jaya adalah saingannya.

Jika Jaya beli sepeda baru, Mukidi tidak mau kalah. Mukidi ya beli sepeda baru juga.

Ketika menjelang Lebaran, rumah Jaya dicat merah. Besoknya, Mukidi mengecat dengan warna merah juga.

Karena kini 17 Agustusan, Jaya memasang spanduk di depan rumah bertulisan "INDONESIA TETAP JAYA".

Hati Mukidi panas dan memasang spanduk juga dangan tulisan "INDONESIA TETAP MUKIDI"

===========
MUKIDI PLESIR KE TANAH MELAYU

MUKIDI ke Tanjung Pinang naik peawat, sudah nahan kebelet dari Jakarta.
Sampai disana langsung buru-buru nyari toilet. Pas mau masuk, eh dihalangin oleh penjaganya dengan *berpantun.*

"Wet et et et ... tunggu, tunggu", kata penjaganya.

Celana bukan sembarang celana
Celana panjang baju berdasi
Tak peduli awak darimana
Masuk toilet harus permisi

Beuuuuh. Lalu Mukidi balas.

Emas perak adalah harta
Mohon dijaga sepenuh hati
Saya menahan berak dari Jakarta
Tolong lah pinjam toilet barang sekali.

Penjaganya bilang "Wah, awak ni laaah..."

Zaitun bukan sembarang zaitun
Zaitun bulat seperti semangka
Pandai kali awak berpantun
Bolehlah pakai toilet sesukanya.

Mukidi bergegas menuju toilet. Baru beberapa langkah, Mukidi balik lagi ke penjaganya.

Zaitun bukan sembarang zaitun
Pulau kembang jauh disana
Lama sekali awak ngajak berpantun
Saya sudah berak di celana.

Kapok kon.........

========
Mukidi (8 th) cah Klaten arep lungo, diterke simbokne nyegat bis.

Kernet bis: "Suroboyo, Suroboyo, bu?"

Simboke Mukidi: "Pak tulung nggih, mengke nek pun tekan Jombang, lare niki dikandani.

Kernet: "nggeh bu, tariiiikkk"

Nang terminal Solo Mukidi takon kernet bis, "Wes cedhak Jombang durung Lik ?"

Kernet: "Durung lee.. jek suwe"

Ora let suwe tekan Sragen, Mukidi takon maneh, "Wes tekan Jombang Lik ?"

Kernet: "Durung Lee.... jik uuuaduuooohh"

Mukidi bosen ora tekan-tekan. Akhire keturon. Bus terus mlaku arah Suroboyo. Ora kroso bis wes ngliwati Jombang. Kenek lali pesenane mboke Mukidi. Bareng kelingan, kernet langsung omong nang sopir, "Duuh kang, aku duso nang bocah kui, karo nuding Mukidi seng lagi turu nggleser.

Sopir: "Lho kenopo, to?"

Kernet: "Mau mboke nitipke, yen tekan Jombang bocahe tulung kandanono"

"Wah, lha piye kowe kui. Jombang wes kliwat adoh", Jawab sopire, bingung.

Tujune sopire apikan, gelem balik nang Jombang. Sak wise njaluk persetujuan karo penumpang liyane, mergo mesakke karo si Mukidi. Sak wise bis tekan Jombang, Mukidi digugah.

Kernet: "Lee... tangi lee. Wes tekan Jombang, ki", karo nggoyang goyang awakke Mukidi.

Mukidi njenggirat, "Wes tekan Jombang lik?", Karo grusa grusu mbukak kantong, ngetokke sangune; sego sambel, lawuhe iwak asin.

Kernet takon, "Arep mudhun kene lee..?"

"Ora Lik..... wong aku arep nang Suroboyo. Mau simbokku pesen, sangune mengko dipangan nek wes tekan Jombang wae yo le", jawab Mukidi karo muluk sego.

Kernet, sopir, lan kabeh penumpang muni bareng:
"WEDHUUUSS tenan cah iki.... tiwase mbaliiik!"

Copas:detik.news.com

No comments: